Bagaimana Cara Penulisan "إِنْ شَاءَ اللَّهُ" Yang Benar?

http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/uploads/2012/02/insya-allah.jpg

Banyak orang memperdebatkan masalah penulisan "insyaa Allah" dalam bahasan Indonesia. Dalam bahasa arab, kata “insyaa Allah” ditulis dengan:

 إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Yang maknanya, ‘jika Allah menghendaki’

Terdapat 3 kata dalam kalimat ini:

a. Kata [إِنْ], maknanya jika. Dalam bahasa arab, kata tersebut disebut harfu syartin jazim (huruf syarat yang menyebabkan kata kerja syarat menjadi jazm)
b. Kata [شَاءَ], maknanya menghendaki. Bentuk kata tersebut fiil madhi (kata kerja bentuk lampau), sebagai fiil syarat (kata kerja syarat) yang berkedudukan majzum.
c. Kata [اللَّهُ], sebagai subjek dari fiil syarat.

Setelah mengetahui susunan kata tersebut, berarti kalimat [إِنْ شَاءَ اللَّهُ] adalah kalimat syarat, yang mana disana membutuhkan "jawaban syarat". Namun, jawab syaratnya tidak disebutkan, karena disesuaikan dengan konteks kalimat tersebut.
Sebagai contoh, jika konteks pembicaraan anda adalah berangkat ke kota Jakarta, maka kalimat lengkapnya adalah: ’jika Allah menghendaki maka saya akan berangkat ke Jakarta.’
Kalimat "maka saya akan berangkat ke Jakarta" merupakan jawab syarat tersebut.

Bagaimana Cara Penulisan yang Benar?

Kalimat "insyaa Allah" berasal dari bahasa arab. Karena sering digunakan oleh masyarakat tanpa diterjemahkan, kalimat ini menjadi bagian dari bahasa Indonesia. Penulisan huruf bahasa Indonesia dan huruf bahasa arab berbeda, akan sangat membingungkan masyarakat jika harus menuliskan kalimat tersebut dengan teks arabnya. Sehingga kita perlu memperbaiki transliterasi untuk menuliskan kata ini dengan huruf latin.
Sebenarnya mengenai bagaimana cara penulisan [إِنْ شَاءَ اللَّهُ] yang tepat, ini kembali kepada aturan baku EYD masalah infiltrasi kata dan bahasa.
Bagi sebagian orang, baku itu bukan suatu keharusan. Point pentingnya masyarakat bisa memahami. Misalnya kata ‘Allah’, yang benar ditulis Allah, Alloh, ALLAH, atau bagaimana. Bagi sebagian orang lagi, ini kembali kepada selera penulisnya dan pemahamannya.
Sebagai catatan, transliterasi kalimat bahasa asing, dibuat untuk membantu pengucapan kalimat serapan asing itu dengan benar. Anda bisa bandingkan, transliterasi teks serapan bahasa arab untuk masyarakat berbahasa inggris dengan transliterasi teks serapan bahasa arab untuk orang Indonesia. Karena semacam ini disesuaikan dengan fungsinya, yaitu untuk membantu pengucapan kalimat arab tersebut dengan baik dan benar.
Dengan demikian, sebenarnya transliterarisasi tidak bisa dijadikan acuan benar dan salahnya tulisan. Karena tidak ada aturan yang disepakati di sana untuk penulisannya. Semua kembali kepada selera penulis untuk kalimat serapan tersebut. Yang paling penting adalah bagaimana cara pengucapannya yang tepat sesuai lafaz bahasa arab, sehingga tidak mengubah makna dari kata tersebut.
Tulisan arabnya
إِنْ شَاءَ اللَّهُ,
Anda bisa menuliskan latinnya dengan insyaaAllah atau insyaa Allah atau inshaaAllah atau inshaa Allah atau insyaallah. Tidak ada yang baku di sini, karena ini semua transliterisasi bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Yang penting anda bisa mengucapkannya dengan benar, sesuai teks arabnya.
Karena itu, sejatinya tidak ada yang perlu dipermasalahkan dalam penulisan transliterasi semacam ini. Selama cara pengucapan dan makna yang dimaksud sama.

0 comments:

Post a Comment