Apa Yang Membuat Rambut Nabi Langsung Beruban Ketika Turun Ayat Istiqomah

 http://www.radioassunnah.com/wp-content/uploads/2013/09/istiqomah-di-zaman-keterasingan.jpg



Alhamdulillah Ramadhan telah kita lewati, semoga amal ibadah kita diterima Allah Azza wa Jalla. Saat ini kita memasuki bulan Syawal, semoga Allah memberikan kita semangat Ibadah selayaknya dibulan Ramadhan hingga kita jadikan orang yang bertaqwa di sisi Allah Azza wa Jalla. Menjaga ibadah selayaknya menjaga perhiasan yang tiada taranya, karena ibadah akan membawa kita kepada kebahagian dunia dan akhirat. Sungguh beruntung mukmin yang bisa menjaga ke-Istiqomahan ibadahnya. Istiqomah berhubungan dengan kedekatan antara Rabb dan Hamba-Nya. Tidak ada yang menjadi seseoran bisa istiqomah, banyak kisah bagaimana seorang yang beribadah sepanjang hidupnya lalu kafir ketika menjelang ajalnya, atau sebaliknya bermaksiat sepanjang hidupnya lalu dinyatakan masuk syurga menjelang ajalnya karena amal sholehnya. Sesunggu hati kita berada didalam genggaman Allah Azza wa Jalla
Jikalau Rasullullah menerima wahyu tentang Istiqomah, seketika itu juga rambut Rasulllah berubah menjadi putih (beruban). Hal tersebut menandakan begitu beratnya Istiqomah, sebagaimana hadits Rasulullah dari Ibnu Abbas:

قال ابن عباس رضي الله عنهما: ما نزلت على رسول الله صلى الله عليه وسلم آية هي أشدّ عليه من هذه الآية، ولذلك قال: "شيبتني هود وأخواتها".
 

Berkata Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma: "Tiadalah turun kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam ayat yang lebih berat atas Beliau daripada ayat ini [surat Huud ayat 112], karena itulah Beliau bersabda: "Telah membuatku beruban surat Huud dan saudara-saudaranya".

Berikut surah Huud ayat 112:

{ فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ }

"Hendaklah kamu istiqomah sebagaimana diperintahkan kepadamu".

Sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata:

قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: الاستقامة أن تستقيم على الأمر والنهي.

"Istiqomah itu hendaklah kamu istiqomah dalam perintah dan larangan".
Maksudnya adalah istiqomah mengerjakan perintah Allah dan istiqomah meninggalkan laranganNya.

 عن سفيان بن عبد الله الثقفي قال: قلت، يا رسول الله قل لي في الإسلام قولا لا أسأل عنه أحدا بعدك، قال: "قل آمنت بالله ثم استقم".
أخرجه مسلم في الإيمان، باب جامع أوصاف الإسلام، برقم (38).

Kemudian sahabat Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi radhiyallahu 'anhu berkata; Aku bertanya, wahai Rasulullah, katakan kepadaku tentang Islam yang aku tidak perlu bertanya lagi kepada orang lain setelah itu. Beliau bersabda: "Katakanlah, 'aku beriman kepada Allah', kemudian Istiqomahlah."
(HR. Muslim).

Istiqomah Sejalan Dengan Iman di Hati

Sahabat Abu ad-Darda` Uwaimir al-Anshaari rahimahullah berkata,

الإِيْمِانُ يَزْدَادُ وَ يَنْقُصُ
Iman itu bertambah dan berkurang.”

Maka sudah seharusnya kita memohon kepada Alla Azza wa Jalla untuk diberikan kekuatan dan istiqomah untuk terus beribadah untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya amal kebaikan. Jikalau kita berhenti beribadah dalam 1 detik maka sesungguhnya kita mengalami kerugian yang amat besar. Senantiasalah kita berdoa memohon kepada Allah untuk istiqomah, karena harga istiqomah itu mahal dan jalannya sukar. Tidak ada yang bisa menolong menghadapi jalan istiqomah kecuali Allah Azza wa Jalla. Apa saja yang menjaga kita agar tetap istiqomah?

1.    Berteman dengan orang shaleh

Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
 

 “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Maknanya istiqomah bisa kita pelihara hari lingkungan kita, Rasulullah menyuruh kita berteman dengan orang saleh. Karena teman yang saleh selalu mengingatkan kita akan ibadah dan melarang kita untuk maksiat. Bukan berarti kita tidak berteman dengan orang yang tidak saleh, karena disitu lading dakwah untuk kita. Besar sekali pengaruh lingkungan terhadap keimanan. Sebagaimana hijrahnya Rasulullah dan para sahabat dari Makkah ke Madinah, guna menjaga iman dan istiqomah di hati.

2.    Mendatangi majelis ilmu

Mendatangi majelis – majelis ilmu akan mengingatkan kita akan akhirat yang kekal abadi, mengingatkan kita akan nikmatnya syurga, mengingatkan kita akan dahsyatnya api neraka dan azab kubur. Dengan begitu akan bertambah lah keimanan dan ketakutan kepada Allah Azza wa Jalla, maka sesering mungkin kita mengunjungi majelis ilmu sunnah yang membahas ilmu agama dengan mengikuti dalil yang shahih.

3.    Berdoa kepada Allah Azza wa Jalla
 
Alquran dan Hadits mengajari kita doa memohon Istiqomah. Hati kita hanya Allah Yang Tahu dan hanya Allah Yang Mengendalikan. Tidak ada setiap mahkluk di dunia ini yang bisa menguasai hatinya, bisa terus menjaga imannya kecuali izin dari Allah Azza wa Jalla. Maka senantiasalah memohon doa istiqomah kepada Allah, doa yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah adalah Doa Istiqomah.
Do'a agar kita tetap istiqomah dalam memegang teguh agama islam yang sesuai dengan hadits shahih.

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik'

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]

يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك

'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta'atik'

Artinya: “Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu
[HR. Muslim (no. 2654)]

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

'Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Tho'atika'

Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)
Doa dalam Al-quran:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

'Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab'

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).
(QS. Ali Imran: 7)


0 comments:

Post a Comment