Mari Menjalankan Sunnah Nabi Sholluhu 'Alaihi wa Salam

Tidak ada manusia di muka bumi ini yang paling benar dan lurus jalan hidupnya kecuali Rosululloh صل الله عليه وسلم dan para Anbiya. Karena mereka qudwah bagi ummatnya. Sebagai ummatnya, maka selayaknya kaum muslimin mengagungkan ajaran/sunnahnya. Karna tiada kebahagian dan keselamatan kecuali mengikuti jejak langkah Manusia yang telah dijamin Alloh masuk jannah. Mendahulukan ucapannya diatas seluruh pendapat manusia.
Firman Alloh :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلاَ تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَالَكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تَشْعُرُون
َHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras, sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak gugur pahala amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari. [Al-Hujurat:2]

Ibnul Qoyyim berkata dalam mengomentari ayat ini : “Maka Allah memperingatkan kaum mukminin dari gugurnya amalan-amalan mereka, disebabkan mengeraskan suara kepada Rasulallah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana sebagian mereka mengeraskan suara atas sebagian lainnya. Hal ini bukanlah menunjukan kemurtadan, akan tetapi (hanya) merupakan kemaksitan menggugurkan amal, sedangkan pelakunya tidak merasakannya.
Maka bagaimana terhadap orang yang mendahulukan perkataan, petunjuk dan jalan selain Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas perkataan, petunjuk dan jalan beliau?
Bukankah hal ini telah menggugurkan amalannya sedang ia tidak merasakannya (alwabilus soyyib:24)
Abu Bakar As-Shidiq Radhiyallahu 'anhu berkata: “Tidaklah aku meniggalkan sedikitpun perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullah, melainkan aku amalkan. Dan sesungguhnya aku takut jika aku meninggalkan sedikit saja dari perintahnya, aku akan tersesat.
”Ibnu Bathoh mengomentari hal ini dengan perkataanya: “Wahai saudaraku, inilah As-Shidiq Akbar, beliau merasa takut terhadap dirinya dari penyimpangan jika beliau menyelisihi sedikit saja dari perintah beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka bagaimana pula terhadap suatu zaman yang masyarakatnya telah menjadi orang-orang yang merperolok-olok nabi dan perintahnya, bangga dengan sesuatu yang menyelisihinya serta bangga dengan melecehkan sunnahnya. Kita memohon kepada Allah agar terjaga dari ketergelinciran dan (memohon keselamatan dari amalan-amalan yang jelek” [Al-ibanah:1/246]

Allah Ta’alah berfirman
:وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَة
َDan tidaklah pantas bagi seorang mukmin dan mukminah untuk memiliki pilihan apabilah Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan..
[Al-Ahzab:36]

Asbabul nuzul Ayat yang mulia ini berkenaan dengan sahabat nabi Julaibib dan Anshor. Dimana sahabat Julaibib seorang yang miskin dan termasuk dari ahlu suffah. Kemudian Rosululloh menawarkan Julaibib kepada putri sahabat Anshor, yang pada awalnya keberatan menerima pinanganya. Namun hal itu didengar oleh putri sahabat Anshor tersebut. Maka dia berkata : kalau itu pilihan Rosululloh Nikahkan aku denganya. Maka turunlah ayat ini sebagai bentuk keta'atan dan pengagungan kepada perintah Rosululloh صل الله عليه وسلم.
Ibnu abbas رضي الله عنه berkata : ayat ini umum atas seluruh perkara jika Alloh telah menetapkan hukum kepada orang yang beriman dalam sebuah perkara maka tidak seorangpun boleh menyelisihi dan mencari putusan lain.( Tafsir Ibnu katsir : 1091)
Imam ahmad bin hambal berkata : barang siapa menolak suatu hadits dari nabi صل الله عليه وسلم maka ia berada ditepi jurang kehancuran..
Diantara keagungan sunnah nabi صل الله عليه وسلم
  1. Asunnah adalah wahyu Alloh.
“Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
 ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (an-najm:3-4)
Rosululloh صل الله عليه وسلم bersabda :
الا اني اؤتيت الكتب و مثله معه"
"Ketahuilah, sesungguhnya aku diberikan al-kitab (al-qur’an) dan wahyu yang semisal denganya (yaitu as-sunnah)”
Dengan demikian , sunnah wajib diimani, diikuti dan dijadikan dalil dalam setiap masalah, karena sunnah merupakan wahyu Alloh.
  1. Beramal harus dengan tuntunan sunnah
Ibadah tidak cukup hanya dengan berdasarkan niat yang baik, akan tetapi dia harus mengikuti contoh yang telah di ajarkan nabi صل الله عليه وسلم
“Barang siapa yang meninggalkan sunnahku  maka dia tidak termasuk ummatku (Hr. Muslim)
  1. Sunnah merupakan jalan keselamatan
Rosululloh صل الله عليه وسلم bersabda :
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan tersesat, selama kalian berpegang teguh kepada keduanya., yaitu kitabulloh (alqur’an) dan sunnah nabinya. (HR. tirmidzi, abu dawud dan ahmad)
Imam malik bin Annas rahimahulloh berkata: “Sunnah ibarat bahtera nabu nuh, barang siapa yang menaikinya, maka dia akan selamat., dan barang siapa yang meninggalkanya maka dia akan tenggelam (binasa).

Wallohu a’lam

0 comments:

Post a Comment