Puasa 6 Hari Di Bulan Syawal = Puasa Selama 1 Tahun



بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:

Puassa Ramadhan+ 6 hari Syawal=1 tahun puasa


Menurut hadist shahih: Puasa Enam Hari di Bulan Syawal Sebanding dengan Puasa Setahun.

👉 Disunnahkan untuk mengiringi puasa Ramadlan dengan puasa enam hari di bulan Syawal dan puasa pada bulan syawal sebanding dengan puasa setahun. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من صام رمضان وأتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر – رواه مسلم وأبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadlan, lalu ia mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun” (HR. Muslim no. 1164, Abu Dawud no. 2433, At-Tirmidzi no. 759, dan lain-lain).

👉 Pendapat Imam An-Nawawi berkata tentang hadist tersebut: “Para ulama mengatakan bahwa hal itu sebanding dengan puasa setahun karena satu kebaikan Allah Azza wa Jalla membalasanya dengan sepuluh kali lipat dan puasa pada bulan Ramadlan sama dengan puasa sepuluh bulan (30 hari x 10=300 hari). Sedangkan puasa enam hari pada bulan syawal sama dengan puasa dua bulan (6 hari x 10=60 hari), jadi bila ditotalkan sama dengan1 tahun (1 tahun = 360 hari, 300 hari + 60 hari). Keterangan tentang hal ini juga terdapat pada hadits marfu’ dalam kitab An-Nasa’i" (Syarah Shahih Muslim lin-Nawawi 3/238).

👉 Landasan hadist yang dimaksudkan Imam An-Nawawi rahimahullah di atas adalah
Allah menjadikan satu kebaikan menjadi sepuluh kali lipatnya, satu bulan sama dengan sepuluh bulan. Adapun puasa enam hari setelah ‘Iedul Fitrih menyempurnakan satu tahun.” (Shahihut Targhiib wat Tarhiib, No. 993).

Tidak Disyaratkan Puasa Syawal Dilakukannya Secara Berurutan.

👉 Hal itu sesuai dengan kemutlakan hadits Rasulullah: “Lalu ia mengiringinya dengan puasa enam hari”. Kalimat hadits sama sekali ini tidak menunjukkan keharusan melakukannya secara berurutan. Imam Ahmad berkata: “Rasulullah mengatakan: ‘Enam hari dari bulan Syawal’, maka bila seseorang berpuasa enam hari tersebut, ia tidak peduli apakah dilakukan baik secara acak ataupun secara berurutan” (Masa’il Abdullah bin Ahmad bin Hanbal halaman 93).

Bolehkah Mendahulukan Puasa Enam Hari Bulan Syawal daripada MengQadha Puasa Ramadlan?

👉 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjawab: “Di sini ada satu masalah yang sebaiknya perlu dijelaskan. Yaitu puasa enam hari pada bulan Syawal tidak boleh didahulukan dari mengqadla puasa Ramadlan. Jika hal itu terjadi, maka puasa tersebut menjadi puasa sunnah mutlak dan pelakunya tidak memperoleh pahala seperti apa yang telah dijelaskan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadlan, lalu ia mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun”.

👉 Hal ini karena bunyi hadits tersebut adalah : Barangsiapa yang berpuasa Ramadlan, dan ini sangat jelas sekali. Sebagian dari pengkaji ilmu berpendapat bahwa masalah perbedaan tentang sahnya melakukan puasa sunnah sebelum meng-qadla puasa wajib berlaku pula pada masalah ini. Padahal bila merujuk hadist tersebut masalah ini tidak berlaku pada kasus yang satu ini, karena haditsnya jelas menyatakan bahwa tidak ada puasa enam hari kecuali setelah meng-qadla puasa Ramadlan” (Asy-Syarhul-Mumti’ 6/448). Wallahu A'lam

0 comments:

Post a Comment