Ternyata Ada 12 Bacaan Doa Iftitah Yang Diajarkan Rasulullah
Doa Iftitah adalah salah satu doa sunnah muakkad, yaitu doa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Selama ini kita mengenal doa iftitah yang dibaca hanya 1 doa atau 2 doa saja. Taukah kita oleh Nabi صلى الله عليه وسلم diajarkan bermacam-macam doa Iftitah. Dalam doa-doa iftitah yang diajarkan Nabi صلى الله عليه وسلم mengucapkan pujian, sanjungan, dan kalimat-kalimat keagungan untuk Allah Azza wa Jalla. Beliau pernah memerintahkan dan menegaskan hal ini kepada orang yang shalatnya salah dengan sabdanya:
لَا تَتِمُ صَلَاةٌ لِأَحَدٍ مِنَ النَّاسِ حَتَّى يُكَبِّرَ وَيَـحْمَدَ اللهَ جَلَّ وَ عَزَّ وَيُثْنِيَ عَلَيْهِ، وَيَقْرَأَ بِـمَا تَيَسَّرَ مِنَ الْـقُرْآنِ...
"Tidak sempurna shalat seseorang sebelum ia bertakbir, memuji Allah 'azza wa jalla, menyanjung-Nya, dan membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang dihafalnya....[1]
Berikut ini doa Iftitah yang Beliau baca dalam shalat yang terkadang membaca do'a iftitah ini atau itu atau yang lain, menurut riwayat yang shahih ada 12 doa yang Rasulullah ajarkan dan bisa dipakai semua. Tidak satu golongan pun mengklaim bahwa doa Iftitah mereka lebih baik karena Rasulullah sendiri membaca salah satu doa berikut secara bergantian dalam setiap shalat:
1. Doa Pertama
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اَللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اَللَّهُمَّ اغْسِلْنِيْ مِنْ خَطَايَايَ بِاالْمَاءِ وَلثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
"Ya Allah, jauhkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan timur dari barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku seperti kain putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan embun."
Beliau membaca do'a ini dalam shalat fardhu'.[2]
2. Doa Kedua
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي، لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، سُبْحَانَكَ وَبِـحَمْدِكَ، أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا، لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ. وَالْـمَهْدِيُّ مَنْ هَدَيْتَ، أَنَا بِكَ، وَإِلَيْكَ لَا مَنْجَا وَلَا مَلْجَأَ مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
"Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Pencipta seluruh langit dan bumi dengan penuh kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orangmusyrik. Shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata untuk Allah, Tuhan alam semesta, tiada sesuatu pun yang menyekutui-Nya. Demikianlah aku diperintah dan aku termasuk orang yang pertama-tama menjadi musl'im.[3] Ya Allah, Engkaulah Penguasa, tiada tuhan selain Engkau semata-mata. Engkau Mahasuci dan Maha Terpuji, Engkaulah Tuhanku dan aku hamba-Mu. Aku telah menganiaya diriku dan aku mengakui dosa-dosaku. Oleh karena itu, ampunilah semua dosaku. Sesungguhnya hanya Engkaulah yang berhak mengampuni semua dosa. Berilah aku petunjuk kepada akhlaq yang paling balk, karena hanya Engkaulah yang dapat memberi petunjuk kepada akhlaq yang terbaik dan jauhkanlah diriku dari akhlaq yang buruk, karena hanya Engkaulah yang dapat menjauhkan diriku dari akhlaq buruk. Aku jawab seruan-Mu dan aku mohon pertolongan-Mu. Segala kebaikan di tangan-Mu, sedang segala keburukan tidak datang dari-Mu.[4] Orang yang terpimpin adalah orang yang Engkau beripetunjuk. Aku berada dalam kekuasaan-Mu dan akan kembali kepada-Mu, tiada tempat memohon keselamatan dan perlindungan dari siksa-Mu kecuali hanya Engkau semata. Engkau Mahamulia dan Mahatinggi, aku mohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu."
Bacaan di atas diucapkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم dalam shalat wajib atau shalat sunnah.[5]
3. Doa Ketiga
Sama dengan do'a di atas, tetapi tanpa kalimat:
أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ
"Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu...,"
dan beliau menambahnya dengan kalimat:
اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِـحَمْدِكَ
"Ya Allah, Engkaulah Penguasa, tiada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji."[6]
4. Doa Keempat
Sama dengan do'a di atas sampai dengan kalimat:
وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
"... dan aku termasuk orang yang pertama-tama menjadi muslim,"
dan beliau menambahnya dengan kalimat:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ
"Ya Allah, tunjukkanlah aku akhlaq dan amal yang terbaik. Tiada yang dapat memberi petunjuk kepada yang lebih baik tentang hal itu kecuali Engkau semata-mata. jauhkanlah diriku dari akhlaq dan amal yang buruk. Tiada yang dapat menjauhkan dari keburukan hal tersebut kecuali Engkau semata-mata."[7]
5. Doa Kelima
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلاَ إِلَـهَ غَيْرُكَ
"Mahasuci Engkau, ya Allah. Maha Terpuji Engkau dan Mahanuilia nama-Mu serta Mahatinggi kehormatan-Mu, tiada tuhan selain Engkau semata-mata."[8]
Beliau bersabda: "Kalimat yang paling Allah cintai untuk diucapkan oleh hamba-Nya ialah: 'Mahasuci Engkau, ya Allah....'"[9]
6. Doa Keenam
Seperti do'a di atas tetapi dengan tambahan kalimat:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
dibaca 3 kali
"Tidak ada tuhan kecuali Allah (diucapkan 3 kali). Allah Mahaagung lagi Mahabesar (diucapkan 3 kali)."
Do'a di atas dibaca dalam shalat lail.[10]
7. Doa Ketujuh
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
"Allah Mahaagung lagi Mahabesar, segala puji yang begitu banyak hanya milik Allah, Mahasuci Allah pada pagi hari dan sore hari."
Pernah do'a iftitah ini dibaca oleh seorang sahabat, kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda (bahwa Allah menyambut dengan firman-Nya): "Aku menyenanginya, Aku bukakan semua pintu langit karena do'a ini."[11]
8. Doa Kedelapan
وَالْـحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
"Segala puji milik Allah dengan pujian yang sangat banyak, baik, dan penuh berkah."
Do'a ini dibaca seorang sahabat lain lagi, laiu Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Aku melihat 12 orang malaikat berebut mencatat do'a ini untuk bisa menyampaikannya kepada Allah."[12]
9. Doa Kesembilan
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، (وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ) وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّهُ حَقُّ، وَالنَّارُ حَقُّ، وَالسَّاعَةُ حَقُّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقُّ، وَمُحَمَّدٌ حَقُّ. اَللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، (أَنْتَ رَبُّنَا وَإِلَيْكَ الْـمَصِيْرُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ)، (وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي). أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ،(أَنْتَ إِلَهِيْ)، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، (وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ).
"Ya Allah, segala puji milik-Mu. Engkaulah cahaya seluruh langit dan bumi serta segenap makhluk yang ada padanya. Segala puji milik-Mu. Engkaulah Pemelihara seluruh langit dan bumi serta segenap makhluk yang ada padanya. [Segala puji milik-Mu. Engkaulah Penguasa segenap langit dan bumi serta segenap makhluk yang ada padanya]. Segala puji milik-Mu, Engkaulah Yang Mahabenar, janji-Mu mahabenar, firman-Mu mahabenar, pertemuan dengan-Mu mahabenar, adanya surga mahabenar, adanya neraka mahabenar, adanya kiamat mahabenar, adanya para nabi mahabenar, dan adanya Muhammad صلى الله عليه وسلم (sebagai rasul-Mu) mahabenar. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri dan bertawakal. Hanya kepada-Mu aku beriman. Hanya kepada-Mu aku bertaubat Hanya kepada-Mu aku mengadu, dan hanya kepada-Mu aku memohon keputusan. [Engkaulah Tuhan kami dan Engkaulah tempat kembali. Oleh karena itu, ampunilah dosa-dosaku yang lalu dan yang akan datang, yang aku lakukan secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan]. [Hanya Engkaulah yang lebih tahu daripada aku], Engkaulah yang terdahulu dan Engkaulah yang terakhir. [Engkaulah Tuhanku], tiada tuhan kecuali Engkau [dan tiada daya atau kekuatan kecuali hanya dengan pertolongan-Mu]."[13]
Do'a ini dibaca oleh Nabi صلى الله عليه وسلم dalam shalat lail, [14] sebagaimana halnya doa berikut ini:
10. Doa Kesepuluh
اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Ya Allah, Tuhan Malaikat jibril, Mikail, dan Israfil, Tuhan Pencipta segenap langit dan bumi, Tuhan Yang Maha Mengetahui semua yang ghaib dan yang nyata. Engkaulah yang akan menghakimi para hamba-Mu mengenai apa saja yang mereka perselisihkan. Dengan izin-Mu berilah aku petunjuk memilih kebenaran dan apa'yang mereka perselisihkan. Engkaulah yang member! petunjuk siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus."[15]
11. Doa Kesebelas
Terkadang beliau صلى الله عليه وسلم membaca:
اَللهُ أَكْبَرُ اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ سُبْحِانَ اَللهُ لَا اِلَهَ إِلَّا اَللهُ أَسْتَغْفِرُ اَللهُ
"Allah Mahabesar (10 kali), segala puji milik Allah (10kali), Mahasuci Allah (10 kali), tidak ada tuhan kecuali Allah (10 kali), aku mohon ampun kepada Allah (10 kali)."
Dan dilanjutkan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي (وَعَافِنِيْ) يَقُولُ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الضِّيقِ يَوْمَ الْحِسَابِ
"Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizki, dan [berilah aku keselamatan]" (10 kali) dan dilanjutkan: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penderitaan pada hari menghadapi perhitungan amal di akhirat" (10 kali).[16]
12. Doa Keduabelas
اللَّهُ أَكْبَرُ ذُو الْمَلَكُوتِ وَالْجَبَرُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
"Allah Mahabesar (3 kali), Tuhan Pemilik seluruh kekuasaan, Pemilik segala keperkasaan, Pemilik semua kebesaran, dan Pemilik semua keagungan."[17]
Sumber Referensi:
[1] HR. Abu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim, disetujui Dzahabi.
[2] HR. Bukhari, Muslim, dan lbnu Abi Syaibah (12/110/2), baca Al-lrwa', Hadits no. 8.
[3] Dalam beberapa riwayat lain digunakan kata-kata: "Dan aku termasuk orang-orang muslim." Tampaknya kata-kata ini perubahan dari beberapa orang rawi sendiri sebagaimana dibuktikan oleh beberapa keterangan. Oleh karena itu, hendaknya orang yang shalat mengucapkan kata-kata "wa ana awwalul muslimiin", bukan "wa ana minal muslimiin." Ada sementara yang menyangka bahwa pengertian "wa ana minal muslimiin" ialah "saya sebagai orang yang pertama berserah diri kepada Allah pada saat banyak orang mengingkari Islam", padahal bukan begitu yang dimaksud, tetapi ialah: "Aku segera melaksanakan perintah-perintah Allah sesuai dengan yang telah diperintahkan." Lafadz tersebut sejalan dengan firman Allah: "Katakanlah, jika Tuhan Yang Maha-rahman punya anak, Akulah yang pertama menjadi penyembahnya." Dan seperti kata Musa عليه السلام: "Dan Aku merupakan orang yang pertama menjadi mukmin."
[4] Hal yang buruk tidak boleh dinisbatkan (dihubungkan) dengan Allah, sebab tidak ada perbuatan Allah yang buruk, tetapi perbuatan Allah semuanya baik. Perbuatan Allah itu pasti adil, utama, dan penuh kebajikan. Jadi, tidak ada yang buruk. Adanya penisbatan kata buruk kepada Allah oleh Ibnul Qayyim رحمه الله dijelaskan sebagai berikut:
"Allah سبحانه و تعالى pencipta kebaikan dan keburukan. Keburukan ini melekat pada diri sebagian makhluk-Nya, bukan pada penciptaan dan perbuatan-Nya. Oleh karena itulah, Allah jauh dari sifat zhalim, yaitu bertindak meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya, tetapi Allah selalu meletakkan sesuatu pada tempatnya yang tepat. Jadi, semuanya baik, sedangkan yang buruk berarti meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Bila sesuatu sudah ditempatkan pada tempatnya, hal itu tidak disebut buruk. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa buruk itu tidak dapat dinisbatkan kepada Allah. Bila Anda bertanya: "Mengapa Allah menciptakan makhluk-Nya buruk?" Jawabnya: "Ciptaan-Nya itu milik Allah dan perbuatan Allah menciptakan itu baik, tidak buruk, karena perbuatan menciptakan dan bertindak dilakukan oleh Allah sehingga sifat buruk mustahil melekat pada-Nya. Adapun apabila makhluk-Nya memiliki sifat buruk, sama sekali tidak bisa dinisbatkan kepada-Nya, sebab perbuatan dan ciptaan Allah semuanya baik. Uraian ini dikemukakan oleh Ibnul Qayyim dalam Kitab Syifa'ul 'Alii fii Masaail Al-Qadhai wa Al-Qadari Wa At-Ta'til, hlm. 178 - 206.
[5] HR. Muslim, Abu 'Awanah, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Hibban, Ahmad, Syafi'i, dan Thabarani. Anggapan bahwa Hadits ini hanya berkenaan dengan shalat sunnah adalah keliru.
[6] HR. Nasa'i dengan sanad shahih.
[7] HR. Nasa'i dan Daruquthni dengan sanad shahih.
[8] HR. Abu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Uqaili berkata: "Hadits ini diriwayatkan dengan beberapa jalan dengan sanad shahih." Baca Al-lrwa' Hadits no. 341.
[9] HR. Ibnu Mandah dalam At-Tauhid (2/123) dengan sanad shahih. Nasa'i dalam Kitab Al-Yaum wal Lailah dengan sanad mauquf dan marfu'. Baca Jami'ul Masanid, Ibnu Katsir, Juz. 3/2 muka 235/2. Lihat An-Nasa'i Hadits no. 849 dan 850, saya sebutkan dalam Kitab Ash-Shahihah Hadits no. 2939.
[10] HR. Abu Dawud dan Thahawi dengan sanad hasan.
[11] HR. Muslim, Abu 'Awanah, dan disahkan oleh Tirmidzi. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Kitab Akhbar Ash-Bahan (1/210), dari Jabir bin Muth'im رضي الله عنه, ia mendengar Nabi صلى الله عليه وسلم mengucapkan do'a tersebut dalam shalat sunnah.
[12] HR. Muslim dan Abu 'Awanah.
[13] HR. Bukhari, Muslim, Abu 'Awanah, Abu Dawud, Ibnu Nashr, dan Darimi.
[14] Hal ini tidak berarti dalam shalat-shalat wajib tidak boleh dibaca, tetapi maksudnya agar imam tidak membaca do'a ini, sehingga makmum menunggu lama.
[15] HR. Muslim dan Abu 'Awanah.
[16] HR. Ahmad, Ibnu Syaibah (12/119/2), Abu Dawud, dan Thabarani dalam Kitab Al-Ausath (62/2) dengan sanad shahih dan yang lainnya hasan.
[17] HR. Thayalisi dan Abu Dawud dengan sanad shahih.
izin copas
ReplyDeleteIdzin copas ... Jazakalloohu khoiron ...
ReplyDeleteDiteliti lagi kalau hasil copas. Kalau hasil ketikan sendiri mohon lebih Hati2. Mohon utk lafadz bahasa arab nya diperbaiki. Misal di Doa Pertama Bil maai huruf alifnya lebih satu,watstsalji Tidak ada alif sebelum lam dan sebelum waw ,,,,, .بِاالْمَاءِ وَلثَّلْجِ
ReplyDelete