SEBELUM BERUCAP & BERSIKAP, Pikirkanlah
"Pada hari kiamat nanti, kita tidak dapat memberi satu pahalapun pada orang yang kita cintai. Tetapi mau tidak mau kita akan memberikannya pada orang yang kita benci. Karena kita pernah mendzoliminya, menghardiknya, atau menggibahinya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada para Sahabatnya:
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?”
Mereka menjawab : “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta (berupa barang).”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat.
Namun ia juga datang dengan membawa dosa kezoliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu.
Maka sebagai tebusan atas kezolimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu.
Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang dizoliminya sementara belum semua kezolimannya tertebus, diambillah keburukan yang dimiliki oleh orang yang dizoliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.”
(HR. Muslim)
Sahabat fillah..
Tak ada yang lebih buruk dari kebangkrutan pahala.
Bila kita bangkrut harta, mungkin ada waktu untuk memulai segalanya dari awal.
Tapi tidak dengan pahala. Jadi berhati-hatilah dalam berucap dan bersikap.
Pikirkan kemana ucapan dan sikap kelak akan membawa kita, apakah pada keridhoaan Allah atau pada kemurkaan-Nya.
Karena semua akan berbalas.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada para Sahabatnya:
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?”
Mereka menjawab : “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta (berupa barang).”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat.
Namun ia juga datang dengan membawa dosa kezoliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu.
Maka sebagai tebusan atas kezolimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu.
Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang dizoliminya sementara belum semua kezolimannya tertebus, diambillah keburukan yang dimiliki oleh orang yang dizoliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.”
(HR. Muslim)
Sahabat fillah..
Tak ada yang lebih buruk dari kebangkrutan pahala.
Bila kita bangkrut harta, mungkin ada waktu untuk memulai segalanya dari awal.
Tapi tidak dengan pahala. Jadi berhati-hatilah dalam berucap dan bersikap.
Pikirkan kemana ucapan dan sikap kelak akan membawa kita, apakah pada keridhoaan Allah atau pada kemurkaan-Nya.
Karena semua akan berbalas.
0 comments:
Post a Comment